Beberapa best practise dari kunjungan kami ke jerman tanggal 13 - 24 Juli 2014 adalah :
- Pendidikan Kejuruan di Jerman didukung penuh dengan ketersediaan system pendidikan kejuruan yang terintegrasi, dimulai dari pembentukan aturan pendidikan kejuruan, pengembangan program pelatihan di Industri dan pengembangan kurikulum di sekolah
- Pelaksanaan Pembelajaran baik teori maupun praktik dilaksanakan dengan komprehensif dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan kompetensi dunia kerja, dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang saintifik dan berbasis dunia kerja.
- Pengujian dilakukan oleh pihak sekolah dan lembaga pelatihan industry, namun pengujian yang paling penting adalah pengujian oleh Kamar Dagang dan Industri
- Hubungan baik terbina antara semua stakeholder yanga ada (pemerintah pusat, pemerintah Negara bagian, pemerintah local, industry dan KADIN.
- Pengajar di Sekolah dan Pelatih di Dunia Kerja memiliki kompetensi yang sama dan selalu melakukan komunikasi sehubungan dengan pola pelatihn dan materi pelatihan yang disampaikan.
- Pembenahan kurikulum di tingkat TK, tidak lagi menuntut kemampuan CALISTUNG, melainkan di arahkan kepada penguasaan bahasa Ibu dan bahasa Asing serta penanaman nilai-nilai budaya, sosial, aturan-aturan dan berprilaku sebagai anak, warga negara dan warga dunia
- Tidak ada siswa yang tidak tamat pendidikan di Jerman semua wajib mendapatkan pendidikan wajib selama 10 th, sehingga peran orang tua dan Dinas Pendidikan dibutuhkan secara nyata
- Orang tua sangat berperan aktif untuk mengarahkan anaknya agar masuk ke gymnasium atau sekolah kejuruan.
- Penerapan dual system di Jerman telah tertata sedemikian rupa, yang berbeda dengan Indonesia adalah : “di Jerman dual system melibatkan seluruh pihak yang terkait yaitu pemerintah, para ahli, negara bagian, perusahaan, sekolah, organisasi buruh dan serikat perusahaan. Semuanya di atur dengan regulasi yang jelas, sehingga tidak ada pihak yang tidak mendukung, di Indonesia (walaupun sudah ada program tripartiet, tetapi belum ada regulasi yang mengatur secara jelas, sehingga pelaksanaan tidak berjalan dengan baik.”, sehingga diperlukan regulasi yang tegas dari Pemerintah dan berbagai pihak yang terkait.
- Model Pembelajaran yang diterapkan di Jerman sudah sangat tinggi yaitu Action Based Learning, yang secara konsep merupakan gabungan dari discovery, problem base dan project base learning. Indonesia dengan kurikulum 2013, baru akan melaksanakan model discovery, problem base dan project base learning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar