ASET TETAP
Pendahuluan
Aset tetap mempunyai
karakteristik: digunakan untuk operasi, berumur lebih dari satu tahun,
mempunyai substansi fisik
|
Perusahaan
bisnis ingin mengelola aset yang dimilikinya dengan baik, karena semua jenis
aset perusahaan sangat menunjang operasi bisnis.
Disamping
itu pengelolaan aset tetap sangat penting
dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama
umur ekonominya.
Aset tetap mempunyai karakteristik:
1. Aset
itu diperoleh untuk digunakan dalam operasi (tidak dijualbelikan).
2. Aset
itu berumur lebih dari satu periode akuntansi dan disusutkan.
3. Aset
itu mempunyai substansi fisik dan memiliki manfaat ekonomi di masa depan.
A. Penilaian Aset Tetap
Aset tetap dinilai berdasarkan
harga perolehan (at cost). Harga perolehan (at cost) adalah semua
pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh aset tetap tersebut sampai dengan
aset tersebut siap untuk digunakan. Harga perolehan ini juga disebut dengan
biaya historis (historical cost).
Pertimbangan dalam
menetapkan nilai aset yang diperoleh berdasarkan biaya historis, adalah: (1)
pada tanggal akuisisi biaya mencerminkan nilai pasar yang wajar; (2) biaya
historis melibatkan transaksi yang sebenarnya; (3) keuntungan dan kerugian tidak
boleh diantisipasi tetapi harus diakui ketika harta itu dijual.
Harga pokok
(harga perolehan) merupakan dasar yang digunakan pada tanggal akuisisi karena
kas atau harga ekuivalen kas adalah yang paling baik untuk mengukur nilai harta
tersebut pada saat itu. Harga pembelian, biaya angkutan, dan biaya instalasi
dipandang sebagai bagian dari harga pokok aset tetap.
B. Akun-Akun yang Tergolong Aset Tetap
Banyak jenis akun dalam perusahaan yang tergolong dalam aset tetap.
Namun, klasifikasi aset tetap yang dibuat oleh
perusahaan biasanya terdiri dari:
1. Tanah
2. Gedung
3. Kendaraan
4. Peralatan
kantor
5. Mesin-mesin
pabrik
Semua jenis aset
tetap di atas adalah aset yang digunakan untuk perusahaan dalam melaksanakan
kegiatannya sehari-hari. Kepemilikan aset tetap tersebut tidak untuk
diperjualbelikan, namun untuk memperlancar kegiatan perusahaan.
Sebagai contoh
tanah. Tanah yang dimaksud disini adalah tanah di mana perusahaan itu berada,
begitu pula kendaraan dan gedung. Kendaraan dan gedung yang dimaksud adalah
kendaraan dan gedung yang digunakan untuk operasional perusahaan. Tanah kapling
untuk perusahaan real estate bukan aset tetap, demikian juga kendaraan
yang ada di show room mobil juga bukan aset tetap bagi perusahaan. Aset-aset
tersebut diperlakukan sebagai persediaan, karena dimaksudkan untuk
diperjualbelikan.
C. Penentuan Harga Pokok Berbagai Jenis Aset Tetap dengan Cara Membeli
Perhitungan harga
pokok berbagai jenis aset tetap dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Harga
Pokok Tanah
Perhitungan
harga pokok tanah dilakukan untuk semua biaya-biaya yang dikeluarkan yang
mencakup (a) harga pembelian, (b) biaya pengacara dan biaya pencatatan, (c)
biaya yang dikeluarkan sampai tanah siap digunakan (misal pengurukan). Apabila
tanah akan digunakan untuk pembangunan gedung maka semua biaya yang dikeluarkan
pembongkaran gedung lama, pembersihan, perataan dan pengurukan, sampai
penggalian untuk gedung baru dianggap sebagai harga pokok tanah.
2. Harga
Pokok Gedung
Perhitungan
harga pokok gedung dilakukan dari semua biaya yang dikeluarkan mulai dari (1)
bahan bangunan, tenaga kerja, overhead bangunan, selama pembangunan (2) biaya
tenaga kerja profesional dan izin bangunan, sampai akuisisi bangunan,
diperhitungkan sebagai harga pokok gedung.
3. Harga
Pokok Kendaraan
Perhitungan
harga pokok kendaraan dilakukan dari semua pengeluaran yang terjadi untuk
mengakuisisi kendaraan tersebut. Perhitungan ini meliputi harga beli, biaya
perakitan (assembling), biaya pengurusan surat kendaraan, biaya makelar jika
ada.
4. Harga
Pokok Peralatan Kantor
Perhitungan
harga pokok peralatan (perabotan, mebel, peralatan) dilakukan mulai dari harga
pembelian, biaya pengangkutan, biaya perakitan, biaya makelar jika ada, dan
biaya lain yang mungkin ada dalam proses pengakuisisian peralatan kantor
tersebut.
5. Harga
Pokok Mesin-Mesin Pabrik
Perhitungan
harga pokok mesin-mesin pabrik dilakukan mulai dari harga pembelian, biaya
angkut, biaya perakitan, biaya uji coba pemakaian peralatan, biaya ahli yang
melatih cara penggunaan mesin dan biaya makelar jika ada, semua dimasukkan
sebagai biaya akuisisi mesin-mesin pabrik.
Berikut ini
berbagai cara untuk memperoleh aset tetap dengan cara membeli, yaitu:
a. Kontrak Pembayaran yang Ditangguhkan
Pembelian aset
tetap ada juga yang berdasarkan kredit jangka panjang seperti (wesel, hipotik).
Untuk menggambarkan secara tepat aset yang dibeli berdasarkan kontrak jangka
panjang harus diperhitungkan pada nilai sekarang dari pertimbangan yang
dipertukarkan diantara pihak-pihak yang mengadakan kontrak pada tanggal
transaksi.
Sebagai contoh:
pada tanggal 1 Januari 2008 aset yang dibeli dengan wesel tanpa bunga empat
tahun dari sekarang senilai Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah), maka aset
tersebut tidak boleh dicatat senilai Rp 100.000.000. Asumsi tingkat bunga yang
sesuai 12%/tahun untuk mendiskontokan nilai Rp100.000.000,00 selama 4 tahun
(empat tahun), maka nilai aset tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Untuk
mempermudah perhitungan bisa menggunakan tabel bunga terlampir (tabel p4. Lihat
periode 4 tahun dengan tingkat bunga 12% diperoleh nilai 0,63552). Dengan
demikian nilai aset dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai aset = (Rp100.000.000 x 0,63552) = Rp.
63.552.000,00.
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal
|
Uraian
|
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
|
2008
|
Aset tetap
|
63.552.000
|
|||
Januari
|
1
|
Potongan Wesel Bayar
|
36.448.000
|
||
Wesel Bayar
|
100.000.000
|
||||
b. Pembelian dalam Jumlah Sekaligus
Pembelian aset
tetap sekaligus (lebih dari satu jenis aset) sering dijumpai dalam dunia bisnis
dan prakteknya banyak perusahaan yang mengalokasikan total biaya diantara
berbagai aset tersebut atas dasar nilai pasar wajar relatifnya, sebenarnya
untuk menentukan nilai pasar wajar dapat digunakan suatu taksiran dengan
melakukan perhitungan seperti dibawah ini:
Sebagai contoh: pada tanggal 1
Januari 2008 PT. Abadi membeli beberapa aset (tanah, rumah, kendaraan) seharga
Rp 800.000.000,00. Asetaset tersebut mempunyai nilai buku dan harga pasar wajar
sebagai berikut:
Nilai
buku
|
Harga pasar wajar
|
|
Tanah
|
Rp. 300.000.000,-
|
Rp. 250.000.000,-
|
Truk
|
Rp. 200.000.000,-
|
Rp. 250.000.000,-
|
Rumah
|
Rp. 350.000.000,-
|
Rp. 500.000.000,-
|
––––––––––––––
|
–––––––––––––––
|
|
Rp. 850.000.000,-
|
Rp.
1.000.000.000,-
|
|
==============
|
===============
|
Berdasarkan
identifikasi nilai buku dan harga pasar wajar dari ketiga aset tersebut, maka
nilai yang dapat ditetapkan sebagai harga perolehan aset masing-masing sebagai
berikut:
Rp.250.000.000,-
Tanah = × Rp. 800.000.000,- = Rp.
200.000.000,-
Rp.1.000.000.000,-
Rp.250.000.000,-
Truk = × Rp.800.000.000,- = Rp.
200.000.000,
Rp.1.000.000.000,-
Rp.500.000.000,-
Rumah = × Rp. 800.000.000,- = Rp.
400.000.000,
Rp.1.000.000.000,-
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal
|
Uraian
|
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
||
2008
|
||||||
Januari
|
1
|
Tanah
|
200.000.000
|
|||
Truk
|
200.000.000
|
|||||
Rumah
|
400.000.000
|
|||||
Kas/Hutang
|
800.000.000
|
c. Pembelian Diperoleh dengan Menerbitkan Saham
Aset yang
diperoleh dengan menerbitkan saham dapat dinilai atas dasar nilai pari ataupun
nilai tetapan saham tersebut. Nilai pasar dari saham yang diterbitkan merupakan
petunjuk yang layak atas harga pokok dari harta yang diakuisisi karena saham
itu merupakan ukuran yang baik atas harga ekuivalen kas masa berjalan.
Sebagai contoh: pada tanggal 1
Mei 2008 PT. Abadi membeli tanah dengan mengeluarkan saham sebanyak 5.000
lembar, nilai pari @ Rp. 10.000,yang mempunyai harga pasar wajar saham @ Rp
8.000,-. maka perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut:
Nilai nominal saham (5.000 × Rp. 10.000,-)
|
= Rp. 50.000.000,-
|
Harga pasar wajar (5.000
× Rp. 8.000,-)
Selisih lebih nilai nominal di atas harga
|
= (Rp.40.000.000,-) –––––––––––––––
|
Pasar wajar (Disagio)
|
Rp.10.000.000,00 ==============
|
Jurnal
untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal
|
Uraian
|
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
||
2008
|
||||||
Mei
|
1
|
Tanah
|
40.000.000
|
|||
Disagio Saham
|
10.000.000
|
|||||
Saham Biasa
|
50.000.000
|
|||||
d. Pertukaran Aset Tetap yang Serupa
Pertukaran aset
tetap harus didasarkan pada nilai wajar dari aset yang diserahkan atau nilai
wajar dari aset yang diterima dengan keuntungan dan kerugian yang diakui.
Pendapat lain mengemukakan bahwa dalam pertukaran tersebut didasarkan pada
nilai tercatat (nilai buku) dari aset yang diserahkan tanpa ada keuntungan atau
kerugian yang diakui. Pendapat lain mengemukakan nilai aset didasarkan dari
nilai wajar aset yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima mana yang
lebih jelas.
Ada tiga situasi
berkaitan dengan pertukaran aset yang sejenis. Situasi tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Akuntansi Pertukaran untuk Aset yang Sejenis
dengan Tombokan
Pertukaran ini
dicatat pada nilai wajar dari aset yang diserahkan, keuntungan atau kerugian
diakui. Nilai wajar dari harta yang diterima harus digunakan hanya jika lebih
jelas daripada nilai wajar harta yang diserahkan.
Sebagai contoh:
pada tanggal 1 Mei 2008 PT Trisna Purnama menukarkan beberapa truk nilai buku
Rp. 420.000.000,-. Pada tanggal ini truk tersebut mempunyai harga pokok Rp.
640.000.000,- dan akumulasi penyusutan Rp. 220.000.000,-. Harga pasar wajar
truk-truk tersebut sebesar Rp. 490.000.000,-. Untuk pertukaran ini PT Trisna
Purnama mengeluarkan uang kas sebagai tombokan sebesar Rp. 170.000.000,- Harga pasar wajar truk baru Rp.
660.000.000,-.
Perhitungan yang dapat dilakukan:
Perhitungan harga tanah
Nilai
wajar truk-truk yang ditukar Rp.
490.000.000,-
Kas
yang dibayarkan Rp.
170.000.000,-
––––––––––––––
Harga
pasar wajar truk Rp.
660.000.000,-
==============
Perhitungan keuntungan
Harga pasar wajar dari truk
|
Rp. 490.000.000,-
|
Nilai buku dari truk
|
(Rp.
420.000.000,-) –––––––––––––––
|
Keuntungan dari pelepasan
truk
|
Rp. 70.000.000,-
===============
|
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai
berikut:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal
|
Uraian
|
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
|
2008
|
|||||
Mei
|
1
|
Truk Baru
|
660.000.000
|
||
Ak. Peny. Truk
|
220.000.000
|
||||
Truk
|
640.000.000
|
||||
Keuntungan Pelep Truk
|
70.000.000
|
||||
Kas
|
170.000.000
|
2) Akuntansi Pertukaran untuk Aset yang Serupa
Situasi Kerugian
Pertukaran aset
yang serupa dan menimbulkan kerugian maka kerugian itu harus segera diakui.
Sebagai contoh:
tanggal 1 Maret 2008 PT Esa memperoleh mesin baru harga Rp. 160.000.000,-
dengan cara menukar mesin lama yang dimiliki oleh PT Jaka Purnama. Pada tanggal
1 Maret 2008 Mesin lama mempunyai mempunyai nilai buku Rp. 80.000.000,- dengan
harga pokok Rp. 120.000.000,-, akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000,-. Harga
pasar wajar mesin lama Rp. 60.000.000,- tombokan pertukaran disetujui Rp.
90.000.000,-.
Perhitungan yang dapat dilakukan:
Harga pokok mesin baru
Harga katalog mesin baru
|
Rp.
160.000.000,-
|
Tombokan untuk mesin lama
|
(Rp.
90.000.000,-) ––––––––––––––
|
Kas yang harus dibayarkan
|
Rp. 70.000.000,-
|
Harga pasar wajar mesin
lama
|
Rp. 60.000.000,-
––––––––––––––
|
Harga pokok mesin baru
|
Rp. 130,000.000,-
==============
|
Perhitungan
kerugian dari pelepasan mesin lama:
Perhitungan kerugian
|
|
Harga pasar wajar dari
mesin lama
|
Rp. 60.000.000,-
|
Nilai buku dari mesin lama
|
Rp. 80.000.000,
––––––––––––
|
Kerugian pelepasan mesin lama
|
Rp. 20.000.000,
=============
|
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal
|
Uraian
|
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
|
2008
|
|||||
Maret
|
1
|
Mesin Baru
|
130.000.000
|
||
Ak. Peny. Mesin
|
40.000.000
|
||||
Kerugian Pelep. Mesin
|
20.000.000
|
||||
Peralatan
|
120.000.000
|
||||
Kas
|
70.000.000
|
3) Akuntansi
Pertukaran untuk Aset yang Serupa Situasi Keuntungan (tetapi tidak ada kas yang
diterima)
Pertukaran aset
yang menimbulkan keuntungan biasanya lebih rumit, jika pertukaran ini belum
menyelesaikan proses pencarian laba maka setiap keuntungan harus ditangguhkan.
Contoh: pada
tanggal 1 Februari 2008 PT. Abadi menukarkan mobil lama nilai buku Rp.
135.000.000,- dari (harga pokok Rp. 150.000.000,-, akumulasi penyusutan Rp.
15.000.000,-) dan harga pasar wajar mobil lama Rp. 160.000.000,- .dan harus
membayar uang kas sebesar Rp. 10.000.000,- yang ditukar dengan mobil baru
dengan harga pasar wajar Rp. 170.000.000,-.
Perhitungan yang dapat dilakukan:
Perhitungan keuntungan
Harga
pasar wajar mobil lama Rp.
160.000.000,-
Nilai
buku mobil lama (Rp. 135.000.000,-)
–––––––––––––– Total keuntungan
yang tidak diakui Rp. 25.000.000,-
==============
Perhitungan lain yang dapat dilakukan:
Nilai buku mobil baru bagi PT. Abadi
Harga pasar wajar mobil
baru
|
Rp. 170.000.000,-
|
Keuntungan yang
ditangguhkan
|
(Rp.
25.000.000,-)
––––––––––––––
|
Dasar nilai yang dihitung
|
Rp.
145.000.000,-
==============
|
Atau dapat dilakukan
juga dengan cara sebagai berikut:
Nilai buku dari mobil lama
|
Rp.
135.000.000,-
|
Kas yang dibayarkan
|
Rp. 10.000.000,-
––––––––––––––
|
Dasar nilai yang dihitung
|
Rp.
145.000.000,-
==============
|
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal
|
Uraian
|
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
|
2008
|
Mobil Baru
|
145.000.000
|
|||
Februari
|
1
|
Ak. Peny. Mobil Lama
|
15.000.000
|
||
Mobil Lama
|
150.000.000
|
||||
Kas
|
10.000.000
|
4)
Pertukaran Aset Tetap yang Tidak Serupa
Pertukaran aset
yang tidak serupa dihitung dari harga pasar wajar aset yang dipertukarkan mana
yang lebih jelas.
Contoh: pada
tanggal 1 Februari 2008 PT Cendekia mengadakan transaksi pertukaran tanah
seluas 1.000 meter persegi dengan mobil seharga Rp 200.000.000,-. Untuk
pertukaran ini PT Cendekia menerima kas sebesar Rp. 20.000.000,-.
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal
|
Uraian
|
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
||
2008
|
||||||
Februari
|
1
|
Mobil
|
200.000.000
|
|||
Kas
|
20.000.000
|
|||||
Tanah
|
220.000.000
|
|||||
5)
Akuisisi dan Disposisi dari Donasi atau Hadiah
Pertukaran
seperti aset yang berasal dari donasi dapat disebut transfer tanpa timbal balik
(karena mentransfer aset pada satu arah). Perlakuan ini dihitung dari nilai
buku aset itu yang akan dicatat dalam buku.
Contoh 1: pada
tanggal 1 Januari 2008 PT. Kartika menerima donasi sebidang tanah, harga pasar
wajar dari tanah Rp. 150.000.000,- yang akan digunakan untuk pembangunan
fasilitas umum.
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
|
2008
|
|||||
Januari
|
1
|
Tanah
|
150.000.000
|
||
Modal Donasi
|
150.000.000
|
||||
Contoh 2: pada
tanggal 1 Maret 2008 PT Wijaya menghibahkan tanah seharga Rp. 80.000.000,-
tetapi tanah itu mempunyai harga pasar wajar Rp. 110.000.000,-.
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref.
|
Debit
|
Kredit
|
|
2008
|
|||||
Maret
|
1
|
Harta Donasi
|
110.000.000
|
||
Tanah
|
80.000.000
|
||||
Keuntungan
|
30.000.000
|
||||
D. Penentuan Harga Pokok Aset Tetap dengan Cara Membangun Sendiri
Terdapat dua
situasi dalam penentuan harga pokok aset tetap dengan membangun sendiri, yaitu:
1. Aset
Tetap yang Dibangun Sendiri dengan Dana yang Berasal dari dalamPerusahaan
Aset tetap yang
dibangun sendiri, adalah bangunan yang timbul karena tidak ada harga pembelian,
ataupun harga kontrak pembangunan, maka perusahaan harus mengalokasikan semua
biaya yang dikeluarkan yang ditelusuri dari biaya (bahan, tenaga kerja,
overhead) yang berkaitan dengan pembangunan tersebut. Biaya overhead biasanya
mencakup listrik, asuransi, peralatan pabrik, pengawas pabrik. Cara yang boleh
dipilih dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik:
a. Tidak
mengalokasikan overhead pada biaya pembangunan.
b. Mengalokasikan
sebagian overhead pada biaya pembangunan.
c. Mengalokasikan
atas dasar produksi yang hilang.
2. Aset
Tetap yang Dibangun Sendiri dengan Dana yang Diperoleh dariPinjaman
Untuk situasi
ini terdapat satu hal yang perlu diperhatikan yaitu perlakuan biaya pinjaman
selama pembangunan.
Perhitungan
biaya pinjaman selama pembangunan dalam mengakuisisi aset tetap boleh
mengunakan alternatif cara berikut ini:
a. Tidak
mengkapitalisasi biaya pinjaman selama pembangunan.
b. Mengkapitalisasi
hanya biaya pinjaman sebenarnya terjadi hanya selama pembangunan.
c. Membebankan
pembangunan dengan semua biaya dana yang digunakan, baik yang dapat
didentifikasi ataupun tidak.
E. Penyajian Aset Tetap di Laporan Keuangan
Aset tetap
disajikan di neraca sebelah kredit dan digolongkan sebagai aset tetap.
Penyajian aset tetap dalam neraca sebagaimana pada halaman berikut:
PT aKU TRESNO NING SELIROMU
Neraca
per 31
Desember 2016
Aset
|
Kewajiban
|
||||||||||||||||
Aset
Lancar:
|
Kewajiban
Lancar:
|
||||||||||||||||
Kas
|
x
|
x
|
Utang
Gaji
|
x
|
x
|
||||||||||||
Piutang
|
x
|
x
|
Utang
Listrik, Air, Telp.
|
x
|
x
|
||||||||||||
Persediaan
|
x
|
x
|
Utang
Pajak
|
x
|
x
|
||||||||||||
Investasi
Jk Pendek
|
x
|
x
|
Utang
Deviden
|
x
|
x
|
||||||||||||
Aset
Tetap:
|
Kewajiban
Jangka Panjang
|
||||||||||||||||
Tanah
|
x
|
x
|
Utang
Obligasi
|
x
|
x
|
||||||||||||
Gedung
|
x
|
x
|
Agio
(Disagio)
|
±
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||
Akumulasi
Peny. Gedung
|
(
|
x
|
x
|
)
|
x
|
x
|
|||||||||||
Ekuitas:
|
|||||||||||||||||
Kendaraan
|
x
|
x
|
Modal
Saham
|
x
|
x
|
||||||||||||
Akumulasi
Peny. Kendr
|
(
|
x
|
x
|
)
|
x
|
x
|
Agio
(Disagio)
|
±
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|||||
Aset
Lain-lain
|
x
|
x
|
Laba
Ditahan
|
x
|
x
|
||||||||||||
Total
Aset
|
x
|
x
|
Total
Kewajiban dan Ekuitas
|
x
|
x
|
Soal-Soal Latihan
I. PERTANYAAN (soal latihan individu)
1. Apa
yang dimaksud dengan aset tetap?
2. Apa sajakah karakteristik
dari aset tetap sehingga dengan karakteristik ini bisa membedakan dengan
persediaan!
3. Mengapa asset tetap diperlukan oleh
perusahaan ?
4. Bagaimana
cara memeperoleh aset
tetap ?
5. Berikan
contoh-contoh akun yang tergolong aset tetap!
II. LATIHAN SOAL (tugas kelompok)
Soal 1
PT Cahaya Megah Sentosa membeli
tanah sebagai lokasi pabrik seharga Rp. 500.000.000,-. Proses pembongkaran dua
bangunan lama di lokasi tersebut dan pembangunan pabrik baru membutuhkan waktu
enam bulan. Selain itu dikeluarkan biaya pembongkaran Rp. 10.000.000,- dan
menjual hasil bongkaran sebesar Rp. 2.000.000,-. Biaya pengurusan balik nama
Rp.40.000.000,00. Biaya perantara Rp. 5.000.000,-.
Pertanyaan:
1. Tentukan
harga pokok tanah yang harus dicatat pada pembukuan PT Cahaya Megah Sentosa.
2. Buatlah
jurnal untuk mencatat perolehan tanah tersebut bila semua pengeluaran dan
penerimaan dilakukan secara tunai.
3. Sajikan
akun tanah tersebut di laporan keuangan.
Soal 2
Pada tanggal 1 Januari 2016, Sari dan Angga sepakat
untuk membuka usaha fotokopi. Pada tahap awal akan membeli mesin fotokopi merk
Xeroc sebanyak 2 unit. Harga mesin fotokopi tersebut masing-masing sebesar
Rp. 30.000.000,-. Apabila dibeli dengan tunai akan mendapat
potongan sebesar 10%. Ongkos kirim Rp. 500.000,- beban-beban lain yang harus dikeluarkan sampai dengan
mesin fotokopi tersebut siap digunakan adalah biaya uji coba Rp. 200.000,-.
Pertanyaan:
1. Tentukan
harga pokok dari mesin fotokopi tersebut.
2. Buatlah
jurnal untuk mencatat pembelian mesin fotokopi tersebut pada pembukuan Sari dan
Angga.
3. Sajikan
mesin fotokopi tersebut di laporan keuangan pada 1 Januari 2016.
Soal 3
Pada
tanggal 1 Februari 2016
CV. Airlangga
berkeinginan untuk menukar mobil Panther yang dimilikinya dengan mobil Kijang.
Mobil Panther mempunyai harga perolehan Rp. 80.000.000,00 dan sudah disusutkan
sebesar Rp. 14.000.000,-. Sedangkan mobil kijang mempunyai harga pasar Rp.
70.000.000,-. Untuk penukaran tersebut CV Airlangga harus mengeluarkan uang
tombokan sebesar Rp. 1.000.000,-.
Pertanyaan:
1. Tentukan
berapa harga perolehan untuk mobil Kijang tersebut!
2. Apakah
ada keuntungan atau kerugian yang harus diakui oleh CV Airlangga untuk
pertukaran mobil tersebut?
3. Buatlah
jurnal yang harus dibuat oleh CV Airlangga untuk pertukaran mobil tersebut.
4. Sajikan
di laporan keuangan akun mobil tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar