Senin, 29 Agustus 2016

Materi Asset Tetap Part 1


ASET TETAP

Pendahuluan


Aset tetap mempunyai karakteristik: digunakan untuk operasi, berumur lebih dari satu tahun, mempunyai substansi fisik

Perusahaan bisnis ingin mengelola aset yang dimilikinya dengan baik, karena semua jenis aset perusahaan sangat menunjang operasi bisnis.
Disamping itu pengelolaan aset tetap sangat penting

dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.



Aset tetap mempunyai karakteristik:

1.     Aset itu diperoleh untuk digunakan dalam operasi (tidak dijualbelikan).

2.     Aset itu berumur lebih dari satu periode akuntansi dan disusutkan.

3.     Aset itu mempunyai substansi fisik dan memiliki manfaat ekonomi di masa depan.

A. Penilaian Aset Tetap


Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan (at cost). Harga perolehan (at cost) adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh aset tetap tersebut sampai dengan aset tersebut siap untuk digunakan. Harga perolehan ini juga disebut dengan biaya historis (historical cost).

Pertimbangan dalam menetapkan nilai aset yang diperoleh berdasarkan biaya historis, adalah: (1) pada tanggal akuisisi biaya mencerminkan nilai pasar yang wajar; (2) biaya historis melibatkan transaksi yang sebenarnya; (3) keuntungan dan kerugian tidak boleh diantisipasi tetapi harus diakui ketika harta itu dijual.

Harga pokok (harga perolehan) merupakan dasar yang digunakan pada tanggal akuisisi karena kas atau harga ekuivalen kas adalah yang paling baik untuk mengukur nilai harta tersebut pada saat itu. Harga pembelian, biaya angkutan, dan biaya instalasi dipandang sebagai bagian dari harga pokok aset tetap.

B. Akun-Akun yang Tergolong Aset Tetap

       Banyak jenis akun dalam perusahaan yang tergolong dalam aset tetap.

Namun, klasifikasi aset tetap yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri dari:

1.     Tanah

2.     Gedung

3.     Kendaraan

4.     Peralatan kantor

5.     Mesin-mesin pabrik

Semua jenis aset tetap di atas adalah aset yang digunakan untuk perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Kepemilikan aset tetap tersebut tidak untuk diperjualbelikan, namun untuk memperlancar kegiatan perusahaan.

Sebagai contoh tanah. Tanah yang dimaksud disini adalah tanah di mana perusahaan itu berada, begitu pula kendaraan dan gedung. Kendaraan dan gedung yang dimaksud adalah kendaraan dan gedung yang digunakan untuk operasional perusahaan. Tanah kapling untuk perusahaan real estate bukan aset tetap, demikian juga kendaraan yang ada di show room mobil juga bukan aset tetap bagi perusahaan. Aset-aset tersebut diperlakukan sebagai persediaan, karena dimaksudkan untuk diperjualbelikan.


C. Penentuan Harga Pokok Berbagai Jenis Aset Tetap dengan Cara Membeli


Perhitungan harga pokok berbagai jenis aset tetap dapat diuraikan sebagai berikut:

1.     Harga Pokok Tanah

Perhitungan harga pokok tanah dilakukan untuk semua biaya-biaya yang dikeluarkan yang mencakup (a) harga pembelian, (b) biaya pengacara dan biaya pencatatan, (c) biaya yang dikeluarkan sampai tanah siap digunakan (misal pengurukan). Apabila tanah akan digunakan untuk pembangunan gedung maka semua biaya yang dikeluarkan pembongkaran gedung lama, pembersihan, perataan dan pengurukan, sampai penggalian untuk gedung baru dianggap sebagai harga pokok tanah.

2.     Harga Pokok Gedung

Perhitungan harga pokok gedung dilakukan dari semua biaya yang dikeluarkan mulai dari (1) bahan bangunan, tenaga kerja, overhead bangunan, selama pembangunan (2) biaya tenaga kerja profesional dan izin bangunan, sampai akuisisi bangunan, diperhitungkan sebagai harga pokok gedung.

3.     Harga Pokok Kendaraan

Perhitungan harga pokok kendaraan dilakukan dari semua pengeluaran yang terjadi untuk mengakuisisi kendaraan tersebut. Perhitungan ini meliputi harga beli, biaya perakitan (assembling), biaya pengurusan surat kendaraan, biaya makelar jika ada.

4.     Harga Pokok Peralatan Kantor

Perhitungan harga pokok peralatan (perabotan, mebel, peralatan) dilakukan mulai dari harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya perakitan, biaya makelar jika ada, dan biaya lain yang mungkin ada dalam proses pengakuisisian peralatan kantor tersebut.

5.     Harga Pokok Mesin-Mesin Pabrik

Perhitungan harga pokok mesin-mesin pabrik dilakukan mulai dari harga pembelian, biaya angkut, biaya perakitan, biaya uji coba pemakaian peralatan, biaya ahli yang melatih cara penggunaan mesin dan biaya makelar jika ada, semua dimasukkan sebagai biaya akuisisi mesin-mesin pabrik.

Berikut ini berbagai cara untuk memperoleh aset tetap dengan cara membeli, yaitu:



a.    Kontrak Pembayaran yang Ditangguhkan


Pembelian aset tetap ada juga yang berdasarkan kredit jangka panjang seperti (wesel, hipotik). Untuk menggambarkan secara tepat aset yang dibeli berdasarkan kontrak jangka panjang harus diperhitungkan pada nilai sekarang dari pertimbangan yang dipertukarkan diantara pihak-pihak yang mengadakan kontrak pada tanggal transaksi.

Sebagai contoh: pada tanggal 1 Januari 2008 aset yang dibeli dengan wesel tanpa bunga empat tahun dari sekarang senilai Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah), maka aset tersebut tidak boleh dicatat senilai Rp 100.000.000. Asumsi tingkat bunga yang sesuai 12%/tahun untuk mendiskontokan nilai Rp100.000.000,00 selama 4 tahun (empat tahun), maka nilai aset tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Untuk mempermudah perhitungan bisa menggunakan tabel bunga terlampir (tabel p4. Lihat periode 4 tahun dengan tingkat bunga 12% diperoleh nilai 0,63552). Dengan demikian nilai aset dapat dihitung sebagai berikut:



Nilai aset = (Rp100.000.000 x 0,63552) = Rp. 63.552.000,00.

           (dalam rupiah)                                       Jurnal Umum                                            Hal:

Tanggal
Uraian
Ref.
Debit
Kredit
2008

Aset tetap

63.552.000

Januari
1
Potongan Wesel Bayar

36.448.000



Wesel Bayar


100.000.000













 


b. Pembelian dalam Jumlah Sekaligus


Pembelian aset tetap sekaligus (lebih dari satu jenis aset) sering dijumpai dalam dunia bisnis dan prakteknya banyak perusahaan yang mengalokasikan total biaya diantara berbagai aset tersebut atas dasar nilai pasar wajar relatifnya, sebenarnya untuk menentukan nilai pasar wajar dapat digunakan suatu taksiran dengan melakukan perhitungan seperti dibawah ini:

Sebagai contoh: pada tanggal 1 Januari 2008 PT. Abadi membeli beberapa aset (tanah, rumah, kendaraan) seharga Rp 800.000.000,00. Asetaset tersebut mempunyai nilai buku dan harga pasar wajar sebagai berikut:


Nilai buku
Harga pasar wajar
Tanah
Rp. 300.000.000,-
Rp. 250.000.000,-
Truk
Rp. 200.000.000,-
Rp. 250.000.000,-
Rumah
Rp. 350.000.000,-
Rp. 500.000.000,-

––––––––––––––
–––––––––––––––

Rp. 850.000.000,-
Rp. 1.000.000.000,-

==============
===============

Berdasarkan identifikasi nilai buku dan harga pasar wajar dari ketiga aset tersebut, maka nilai yang dapat ditetapkan sebagai harga perolehan aset masing-masing sebagai berikut:

  Rp.250.000.000,-

          Tanah =          × Rp. 800.000.000,- = Rp. 200.000.000,-

     Rp.1.000.000.000,-



                          Rp.250.000.000,-

Truk  =                × Rp.800.000.000,- =   Rp. 200.000.000,

                    Rp.1.000.000.000,-

                          Rp.500.000.000,-

Rumah =      ×  Rp. 800.000.000,- = Rp. 400.000.000,

                   Rp.1.000.000.000,-

Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

            (dalam rupiah)                                             Jurnal Umum                                       Hal:

Tanggal

Uraian
Ref.
Debit
Kredit
2008






Januari
1
Tanah


200.000.000



Truk


200.000.000



Rumah


400.000.000



Kas/Hutang



800.000.000

 


c.    Pembelian Diperoleh dengan Menerbitkan Saham


Aset yang diperoleh dengan menerbitkan saham dapat dinilai atas dasar nilai pari ataupun nilai tetapan saham tersebut. Nilai pasar dari saham yang diterbitkan merupakan petunjuk yang layak atas harga pokok dari harta yang diakuisisi karena saham itu merupakan ukuran yang baik atas harga ekuivalen kas masa berjalan.

Sebagai contoh: pada tanggal 1 Mei 2008 PT. Abadi membeli tanah dengan mengeluarkan saham sebanyak 5.000 lembar, nilai pari @ Rp. 10.000,yang mempunyai harga pasar wajar saham @ Rp 8.000,-. maka perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut:

Nilai nominal saham         (5.000 × Rp. 10.000,-)
=    Rp. 50.000.000,-
Harga pasar wajar            (5.000 × Rp. 8.000,-)
Selisih lebih nilai nominal di atas harga
= (Rp.40.000.000,-) –––––––––––––––
Pasar wajar (Disagio)
Rp.10.000.000,00 ==============

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:

           (dalam rupiah)                                              Jurnal Umum                                      Hal:

Tanggal

Uraian
Ref.
Debit
Kredit
2008






Mei
1
Tanah


40.000.000



Disagio Saham


10.000.000



Saham Biasa



50.000.000








 


d. Pertukaran Aset Tetap yang Serupa


Pertukaran aset tetap harus didasarkan pada nilai wajar dari aset yang diserahkan atau nilai wajar dari aset yang diterima dengan keuntungan dan kerugian yang diakui. Pendapat lain mengemukakan bahwa dalam pertukaran tersebut didasarkan pada nilai tercatat (nilai buku) dari aset yang diserahkan tanpa ada keuntungan atau kerugian yang diakui. Pendapat lain mengemukakan nilai aset didasarkan dari nilai wajar aset yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima mana yang lebih jelas.

Ada tiga situasi berkaitan dengan pertukaran aset yang sejenis. Situasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Akuntansi Pertukaran untuk Aset yang Sejenis dengan Tombokan

Pertukaran ini dicatat pada nilai wajar dari aset yang diserahkan, keuntungan atau kerugian diakui. Nilai wajar dari harta yang diterima harus digunakan hanya jika lebih jelas daripada nilai wajar harta yang diserahkan.

Sebagai contoh: pada tanggal 1 Mei 2008 PT Trisna Purnama menukarkan beberapa truk nilai buku Rp. 420.000.000,-. Pada tanggal ini truk tersebut mempunyai harga pokok Rp. 640.000.000,- dan akumulasi penyusutan Rp. 220.000.000,-. Harga pasar wajar truk-truk tersebut sebesar Rp. 490.000.000,-. Untuk pertukaran ini PT Trisna Purnama mengeluarkan uang kas sebagai tombokan sebesar Rp. 170.000.000,- Harga pasar wajar truk baru Rp. 660.000.000,-.



Perhitungan yang dapat dilakukan:

Perhitungan harga tanah


         Nilai wajar truk-truk yang ditukar            Rp. 490.000.000,-

         Kas yang dibayarkan                               Rp. 170.000.000,-

––––––––––––––

         Harga pasar wajar truk                             Rp. 660.000.000,-

==============

Perhitungan keuntungan


Harga pasar wajar dari truk
Rp. 490.000.000,-
Nilai buku dari truk
(Rp. 420.000.000,-) –––––––––––––––
Keuntungan dari pelepasan truk
Rp. 70.000.000,-
===============

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:



           (dalam rupiah)                                              Jurnal Umum                                       Hal:

Tanggal
Uraian
Ref.
Debit
Kredit
2008





Mei
1
Truk Baru

660.000.000



Ak. Peny. Truk

220.000.000



Truk


640.000.000


Keuntungan Pelep Truk


70.000.000


Kas


170.000.000



2) Akuntansi Pertukaran untuk Aset yang Serupa Situasi Kerugian

Pertukaran aset yang serupa dan menimbulkan kerugian maka kerugian itu harus segera diakui.

Sebagai contoh: tanggal 1 Maret 2008 PT Esa memperoleh mesin baru harga Rp. 160.000.000,- dengan cara menukar mesin lama yang dimiliki oleh PT Jaka Purnama. Pada tanggal 1 Maret 2008 Mesin lama mempunyai mempunyai nilai buku Rp. 80.000.000,- dengan harga pokok Rp. 120.000.000,-, akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000,-. Harga pasar wajar mesin lama Rp. 60.000.000,- tombokan pertukaran disetujui Rp.

90.000.000,-.

Perhitungan yang dapat dilakukan:

Harga pokok mesin baru


Harga katalog mesin baru
Rp. 160.000.000,-
Tombokan untuk mesin lama
(Rp. 90.000.000,-) ––––––––––––––
Kas yang harus dibayarkan
Rp. 70.000.000,-
Harga pasar wajar mesin lama
Rp. 60.000.000,-
––––––––––––––
Harga pokok mesin baru
Rp. 130,000.000,-
==============

Perhitungan kerugian dari pelepasan mesin lama:


Perhitungan kerugian
Harga pasar wajar dari mesin lama
Rp. 60.000.000,-
Nilai buku dari mesin lama
Rp. 80.000.000,
––––––––––––
Kerugian pelepasan mesin lama
Rp. 20.000.000,
=============

Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

            (dalam rupiah)                                              Jurnal Umum                                      Hal:

Tanggal
Uraian
Ref.
Debit
Kredit
2008





Maret
1
Mesin Baru

130.000.000



Ak. Peny. Mesin

40.000.000



Kerugian Pelep. Mesin

20.000.000



Peralatan


120.000.000


Kas


70.000.000



3) Akuntansi Pertukaran untuk Aset yang Serupa Situasi Keuntungan (tetapi tidak ada kas yang diterima)

Pertukaran aset yang menimbulkan keuntungan biasanya lebih rumit, jika pertukaran ini belum menyelesaikan proses pencarian laba maka setiap keuntungan harus ditangguhkan.

Contoh: pada tanggal 1 Februari 2008 PT. Abadi menukarkan mobil lama nilai buku Rp. 135.000.000,- dari (harga pokok Rp. 150.000.000,-, akumulasi penyusutan Rp. 15.000.000,-) dan harga pasar wajar mobil lama Rp. 160.000.000,- .dan harus membayar uang kas sebesar Rp. 10.000.000,- yang ditukar dengan mobil baru dengan harga pasar wajar Rp. 170.000.000,-.

Perhitungan yang dapat dilakukan:

Perhitungan keuntungan


         Harga pasar wajar mobil lama                   Rp. 160.000.000,-

          Nilai buku mobil lama                               (Rp. 135.000.000,-)

        –––––––––––––– Total keuntungan yang tidak diakui       Rp. 25.000.000,-

              ==============

Perhitungan lain yang dapat dilakukan:

Nilai buku mobil baru bagi PT. Abadi

Harga pasar wajar mobil baru
Rp. 170.000.000,-
Keuntungan yang ditangguhkan
(Rp. 25.000.000,-)
––––––––––––––
Dasar nilai yang dihitung
Rp. 145.000.000,-
==============



Atau dapat dilakukan juga dengan cara sebagai berikut:

Nilai buku dari mobil lama
Rp. 135.000.000,-
Kas yang dibayarkan
Rp. 10.000.000,-
––––––––––––––
Dasar nilai yang dihitung
Rp. 145.000.000,-
==============

Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

           (dalam rupiah)                                              Jurnal Umum                                       Hal:

Tanggal
Uraian
Ref.
Debit
Kredit
2008

Mobil Baru

145.000.000

Februari
1
Ak. Peny. Mobil Lama

15.000.000



Mobil Lama


150.000.000


Kas


10.000.000



4)        Pertukaran Aset Tetap yang Tidak Serupa

Pertukaran aset yang tidak serupa dihitung dari harga pasar wajar aset yang dipertukarkan mana yang lebih jelas.

Contoh: pada tanggal 1 Februari 2008 PT Cendekia mengadakan transaksi pertukaran tanah seluas 1.000 meter persegi dengan mobil seharga Rp 200.000.000,-. Untuk pertukaran ini PT Cendekia menerima kas sebesar Rp. 20.000.000,-.

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:

           (dalam rupiah)                                              Jurnal Umum                                       Hal:

Tanggal

Uraian
Ref.
Debit
Kredit
2008






Februari
1
Mobil


200.000.000



Kas


20.000.000



Tanah



220.000.000










5)    Akuisisi dan Disposisi dari Donasi atau Hadiah

Pertukaran seperti aset yang berasal dari donasi dapat disebut transfer tanpa timbal balik (karena mentransfer aset pada satu arah). Perlakuan ini dihitung dari nilai buku aset itu yang akan dicatat dalam buku.

Contoh 1: pada tanggal 1 Januari 2008 PT. Kartika menerima donasi sebidang tanah, harga pasar wajar dari tanah Rp. 150.000.000,- yang akan digunakan untuk pembangunan fasilitas umum.

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:



           (dalam rupiah)                                              Jurnal Umum                                      Hal:

Tanggal
Keterangan
Ref.
Debit
Kredit
2008





Januari
1
Tanah

150.000.000



Modal Donasi


150.000.000















Contoh 2: pada tanggal 1 Maret 2008 PT Wijaya menghibahkan tanah seharga Rp. 80.000.000,- tetapi tanah itu mempunyai harga pasar wajar Rp. 110.000.000,-.

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:

           (dalam rupiah)                                              Jurnal Umum                                      Hal:

Tanggal
Keterangan
Ref.
Debit
Kredit
2008





Maret
1
Harta Donasi

110.000.000



Tanah


80.000.000


Keuntungan


30.000.000







 


D. Penentuan Harga Pokok Aset Tetap dengan Cara Membangun Sendiri


Terdapat dua situasi dalam penentuan harga pokok aset tetap dengan membangun sendiri, yaitu:

1.    Aset Tetap yang Dibangun Sendiri dengan Dana yang Berasal dari dalamPerusahaan

Aset tetap yang dibangun sendiri, adalah bangunan yang timbul karena tidak ada harga pembelian, ataupun harga kontrak pembangunan, maka perusahaan harus mengalokasikan semua biaya yang dikeluarkan yang ditelusuri dari biaya (bahan, tenaga kerja, overhead) yang berkaitan dengan pembangunan tersebut. Biaya overhead biasanya mencakup listrik, asuransi, peralatan pabrik, pengawas pabrik. Cara yang boleh dipilih dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik:

a.     Tidak mengalokasikan overhead pada biaya pembangunan.

b.     Mengalokasikan sebagian overhead pada biaya pembangunan.

c.     Mengalokasikan atas dasar produksi yang hilang.

2.    Aset Tetap yang Dibangun Sendiri dengan Dana yang Diperoleh dariPinjaman

Untuk situasi ini terdapat satu hal yang perlu diperhatikan yaitu perlakuan biaya pinjaman selama pembangunan.

Perhitungan biaya pinjaman selama pembangunan dalam mengakuisisi aset tetap boleh mengunakan alternatif cara berikut ini:

a.     Tidak mengkapitalisasi biaya pinjaman selama pembangunan.

b.     Mengkapitalisasi hanya biaya pinjaman sebenarnya terjadi hanya selama pembangunan.

c.     Membebankan pembangunan dengan semua biaya dana yang digunakan, baik yang dapat didentifikasi ataupun tidak.

 


E. Penyajian Aset Tetap di Laporan Keuangan


Aset tetap disajikan di neraca sebelah kredit dan digolongkan sebagai aset tetap. Penyajian aset tetap dalam neraca sebagaimana pada halaman berikut:

PT aKU TRESNO NING SELIROMU

Neraca

per 31 Desember 2016


Aset








Kewajiban








Aset Lancar:








Kewajiban Lancar:








Kas





x
x

Utang Gaji





x
x

Piutang





x
x

Utang Listrik, Air, Telp.





x
x

Persediaan





x
x

Utang Pajak





x
x

Investasi Jk Pendek





x
x

Utang Deviden





x
x



















Aset Tetap:








Kewajiban Jangka Panjang








Tanah





x
x

Utang Obligasi

x
x





Gedung

x
x





Agio (Disagio)
±
x
x


x
x

Akumulasi Peny. Gedung
(
x
x
)

x
x



















Ekuitas:


























Kendaraan

x
x





Modal Saham

x
x





Akumulasi Peny. Kendr
(
x
x
)

x
x

Agio (Disagio)
±
x
x


x
x



















Aset Lain-lain





x
x

Laba Ditahan





x
x

Total Aset





x
x

Total Kewajiban dan Ekuitas





x
x


 


Soal-Soal Latihan


I. PERTANYAAN (soal latihan individu)


1.     Apa yang dimaksud dengan aset tetap?

2.     Apa sajakah karakteristik dari aset tetap sehingga dengan karakteristik ini bisa membedakan dengan persediaan!

3.     Mengapa asset tetap diperlukan oleh perusahaan ?

4.     Bagaimana cara memeperoleh aset tetap ?

5.     Berikan contoh-contoh akun yang tergolong aset tetap!

II. LATIHAN SOAL (tugas kelompok)


Soal 1


PT Cahaya Megah Sentosa membeli tanah sebagai lokasi pabrik seharga Rp. 500.000.000,-. Proses pembongkaran dua bangunan lama di lokasi tersebut dan pembangunan pabrik baru membutuhkan waktu enam bulan. Selain itu dikeluarkan biaya pembongkaran Rp. 10.000.000,- dan menjual hasil bongkaran sebesar Rp. 2.000.000,-. Biaya pengurusan balik nama Rp.40.000.000,00. Biaya perantara Rp. 5.000.000,-.

Pertanyaan:

1.     Tentukan harga pokok tanah yang harus dicatat pada pembukuan PT Cahaya Megah Sentosa.

2.     Buatlah jurnal untuk mencatat perolehan tanah tersebut bila semua pengeluaran dan penerimaan dilakukan secara tunai.

3.     Sajikan akun tanah tersebut di laporan keuangan.

Soal 2


Pada tanggal 1 Januari 2016, Sari dan Angga sepakat untuk membuka usaha fotokopi. Pada tahap awal akan membeli mesin fotokopi merk Xeroc sebanyak 2 unit. Harga mesin fotokopi tersebut masing-masing sebesar

Rp. 30.000.000,-. Apabila dibeli dengan tunai akan mendapat potongan sebesar 10%. Ongkos kirim Rp. 500.000,- beban-beban lain yang harus dikeluarkan sampai dengan mesin fotokopi tersebut siap digunakan adalah biaya uji coba Rp. 200.000,-.

Pertanyaan:

1.     Tentukan harga pokok dari mesin fotokopi tersebut.

2.     Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian mesin fotokopi tersebut pada pembukuan Sari dan Angga.

3.     Sajikan mesin fotokopi tersebut di laporan keuangan pada 1 Januari 2016.

Soal 3


Pada tanggal 1 Februari 2016 CV. Airlangga berkeinginan untuk menukar mobil Panther yang dimilikinya dengan mobil Kijang. Mobil Panther mempunyai harga perolehan Rp. 80.000.000,00 dan sudah disusutkan sebesar Rp. 14.000.000,-. Sedangkan mobil kijang mempunyai harga pasar Rp. 70.000.000,-. Untuk penukaran tersebut CV Airlangga harus mengeluarkan uang tombokan sebesar Rp. 1.000.000,-.

Pertanyaan:

1.     Tentukan berapa harga perolehan untuk mobil Kijang tersebut!

2.     Apakah ada keuntungan atau kerugian yang harus diakui oleh CV Airlangga untuk pertukaran mobil tersebut?

3.     Buatlah jurnal yang harus dibuat oleh CV Airlangga untuk pertukaran mobil tersebut.
      4. Sajikan di laporan keuangan akun mobil tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar